Langsung ke konten utama

Sebuah Pertemuan

    Sejarah panjang dalam kehidupanku. Yaa, aku menemui keluarga seseorang yang kini sedekat nadi dengan ku. Ada rasa seneng, bangga, dan nervous juga sih sebenernya, senengnya aku diakui dalam pihak keluarga, bangga nya kok bisa aku gitu kan masih banyak juga wanita cantik sejabat dengannya, nervousnya  kalah salah sama wanita-wanita cantik yang ada dalam anggota keluarganya kenapa aku sendiri yang ngga cantik gitu..

    Aku persiapkan segala cara agar bisa terkesan istimewa dihadapan para makhluk super sempurna itu, mulai dari fashion, bingkisan yang dibawa, hingga ketepatan waktu. Padahal aku nih orang yang ngga tepat waktu sebenernya, tapi sebisa mungkin kesan pertama kasihlah waktu yang mengagumkan sedikit. Selanjutnya adalah fashion jadi kamu nih kalo mau ketemu camer atau mau ketemu orang spesial lainnya setidaknya telebih dahulu melibatkan fashion dalam hidupmu, masa iya sih mau ketemu orang spesial pake baju yang kurang enak dipandang yaah setidaknya yang sedap dipandang gitu lah yaa. kemudian bingkisan yang kamu bawa hendaknya berkesan, gimana sih caranya menentukan bingkisan kita tersesan sama engganya kita lihat aja mereka tinggal dimana diaderah sana cenderung makanan atau minuman apa jadi sebisa mungkin kita hindari yang mungkin disana sudah ada dan memiliki ciri khas dari daerah kita, bukan karena nominalnya jutaan rupiah yaa yang berkesan itu cita rasa dan tulusnya orang yang memberikan.

    Aku bersyukur banget bisa diterima dengan lapang di keluarga ini, enjoy, adem gitu rasanya, yah emang sih sedikit berfikiran suka ngga sih mereka sama aku atau malah waktu aku pulang mereka marah marah sama dia karena kok bisa sama orang model begini. Berdoa saja sih yang terbaik untuk kita semua. i love them...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku

 Si aku terlahir dengan kondisi keluarga yang kurang kaya. Tapi beruntungnya ia bisa menikmati jenjang pendidikan sejajar dengan mereka yang hidup digedung mewah. Mulai dari tingkat menengah pertama sampai dengan tingkat sarjana. Dan dengan penuh perjuangan ia bisa tamat dengan gelar S.Pd, sengsara sekali hidupnya berawal tak punya kendaraan bermotor hingga sekarang punya dua kendaraan bermotor, yaa meskipun dibilang bekas tapi juga punya kualitas yang berkelas. Ia tidak pernah peduli omongan orang sekitar yang mencaci maki proses perjalanannya. Ia hanya bertekad "suatu saat kalian akan terhina oleh ucapan yang kalian lontarkan, aku akan sukses kelak sesuai doa cacian yang kalian utarakan semasa aku berjuang" ucapnya setiap saat Semasa menimba ilmu si aku tidak pernah kenal lelah hingga banting tulang membantu sang keluarga bekerja di pabrik roti milik om nya. Pagi siang malam pun ia jarang sekali berhenti beristirahat meskipun begitu untungnya ia tidak menjadi mahasiswa kupu...